Mirwan Andan

Mirwan Andan lahir dan besar di Watampone, Sulawesi Selatan pada 1980. Ia adalah bagian dari ruangrupa (Jakarta) dan pendiri serta direktur usaha rintisan yang bergerak di bidang pemajuan kebudayaan PALIMAJI (Makassar). Sejak 2019, bersama ruangrupa, ia adalah bagian dari direktur artistik perhelatan seni documenta fifteen/lumbung one di Kassel,Jerman, 2022. Sejak 2024 ia bergabung dalam Artistic Activism Research CoLab (AARC) sebagai associate researcher yang berkedudukan di New York, USA.

Ia menempuh pendidikan di pesantren selama enam tahun di Watampone dan Makassar, kemudian melanjutkan studi Sastra Prancis di Universitas Hasanuddin, Makassar, lalu Ilmu Politik Perbandingan dan program pasca sarjana Kajian Asia Tenggara, Universitas Indonesia.

Pada 2005, ia pindah ke Jakarta dan bekerja di Radio 68H, Utan Kayu lalu di Kelola Foundation dan selanjutnya bergabung dengan ruangrupa pada 2006. Karya editorial bukunya meliputi Imajinasi Kebudayaan: Kompilasi Pidato Kebudayaan DKJ 1998-2012 (KSI, 2013); 20Kuldesak: Networking, Rebelling, Maneuvering, Moving (Kuldesak Network, 2018); Perang Suara: Bahasa dan Politik Pergerakan karya Hilmar Farid (Komunitas Bambu,2023); Lontara' Duri: Asal Mula Kerajaan Tallu Batu Papan (Syukur Foundation, 2024). Sejak 2019 sampai sekarang, bersama dengan seniman Iswanto Hartono (IND) dan Hans van Houwelingen (NL) ia menginisiasi dan menjalankan proyek panjang film eksperimental tentang kolonialisme bertajuk History, Memory, Commemoration yang berlokasi di Belanda dan di sejumlah pulau di Indonesia antara lain Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Ia berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, antara lain: Independent Creative Art Spaces Leadership Training (Paris, 2007); Enhancing Asia-Europe Meeting Visibility Through Culture (Hanoi,  2010); State Independence – A Global Forum in Alternative Space (Los Angeles, 2011); International Visitor Leadership Program (IVLP) On Demand (Washington D.C., Detroit, Pasadena, 2019); Visiting International Curators Program, AustralianCouncil for the Arts (Melbourne, Adelaide, Sydney, 2020).

Ia diundang menjadi pembicara di sejumlah forum di berbagai institusi seni dan kebudayaan, baik kampus, museum, dan lain sebagainya, antara lain: Tokyo University of the Arts, Japan (2024-sekarang); Birzeit University, Palestina (2021); Transart Institute for Creative Research, Liverpool (2023-2024); Is It Art That Remains (To Be Seen)? Khoj International Artists' Association (New Delhi, 2023); Planétarium #10, Centre Pompidou (Paris, 2022); FEINART Network (Reykjavík, Islandia, 2022); Zurich University of the Arts, ZHdK (Zurich, 2023); Curatorial Practice Class at NYU Abu Dhabi (Abu Dhabi, 2021); Asian Maps Program: Is There Still a Future for Contemporary Art Practices? Casa Asia (Madrid, 2020); Curator’s Intensive Taipei 19: International Conference and Workshops (Taipei, 2019); Asia Art Forum (Seoul,2010).

Dari tahun 2016-2018, ia bekerja sebagai staf khusus Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak 2014, ia mulai bolak-balik  Makassar - Jakarta untuk urusan keluarga. Pada 2018 di Makassar, bersama rekan-rekan ia mendirikan Riwanua, sebuah inisiatif kerja di bidang seni dan kebudayaan.